IMPLEMENTASI
ETIKA BISNIS DAN PROMOSI DALAM PENINGKATAN KOMUNIKASI KERJA PADA BANK MANDIRI
SYARIAH KELAPA DUA, DEPOK
Disusun
Oleh :
Nama : I Gde Ekadharma Satrya Wibawa
NPM : 13215183
Jurusan : Manajemen
Dosen : Mega Oktaviany, S.EI., M.Si
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2018
1. ABSTRAK
Etika bisnis di sini bukan hanya masalah aturan penyelenggaraan bisnis
semata, tapi lebih kepada kode etik bisnis, meliputi batasan-batasan sosial,
ekonomi dan hukum yang bersumber dari norma masyarakat yang harus dipahami
betul oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Meningkatnya daya saing antar
perusahaan masa kini, sementara ketersediaan SDA dan SDM terbatas mengakibatkan
perusahaan-perusahaan tersebut harus terus beroperasi dalam batas-batas etika
yang disepakati, agar bisa bertahan (survive) dalam dunia
bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis dan promos
pada komunikasi kerja karyawan dengan melakukan observasi.
2.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Etika
bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi. Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada
dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk
jangka menengah maupun jangka panjang, karena : mampu mengurangi biaya akibat
dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja, melindungi prinsip kebebasan
berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya
melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain
sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika
bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan
bekerja yang tinggi pula.
2.
Rumusan
Masalah
·
Bagaimana Implementasi Etika Bisnis
dalam Peningkatan Komunikasi Kerja ?
·
Bagaimana Promosi dalam Peningkatan
Komunikasi Kerja ?
3.
Tujuan
Penelitian
·
Untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Etika Bisnis dalam Peningkatan Komunikasi Kerja.
·
Untuk mengetahui bagaimana Promosi dalam
Peningkatan Komunikasi Kerja.
3.
Tinjauan Pustaka
1.
Etika
Bisnis
Kita tahu bahwa bisnis adalah
kegiatan memproduksi barang dan jasa yang memiliki nilai guna untuk
disebarluaskan kepada masyarakat luas. Dalam bisnis pun terdapat etika-etika
yang perlu diaplikasikan. Etika bisnis (business ethic) dapat
diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal dan secara ekonomi atau sosial, dan penegetrapan norma dan moralitas
ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.[1]
Etika bisnis di sini
bukan hanya masalah aturan penyelenggaraan bisnis semata, tapi lebih kepada
kode etik bisnis, meliputi batasan-batasan sosial, ekonomi dan hukum yang
bersumber dari norma masyarakat yang harus dipahami betul oleh perusahaan dalam
menjalankan usahanya. Meningkatnya daya saing antar perusahaan masa kini,
sementara ketersediaan SDA dan SDM terbatas mengakibatkan perusahaan-perusahaan
tersebut harus terus beroperasi dalam batas-batas etika yang disepakati, agar
bisa bertahan (survive) dalam dunia bisnis. Ibarat kata semua
perusahaan itu harus ‘ikut aturan main’ dunia bisnis, karena barangsiapa yang
tidak mengikuti maka ia akan gugur atau didiskualifikasi. Pernyataan itu bukan
tanpa alasan mengingat semakin terkurasnya SDA di bumi ini, maka etika bisnis
sangat dibutuhkan agar tercipta keseimbangan dalam semua aspeknya, terutama
dalam hal persaingan.
Keterbatasan SDA juga
menuntut pebisnis untuk memakai etika bisnis, yaitu usaha untuk mempertinggi
nilai guna suatu produk, yaitu dengan cara meluncurkan produk yang multiguna
(satu produk tapi bisa berguan untuk banyak hal) agar lebih efisien dari segi
output konsumen juga dari SDA itu sendiri, juga didukung harga yang terjangkau
agar daya tarik suatu produk dapat terjaga.
2.
Promosi
Menurut Swastha (2000:
222), promosi dipandang sebagai arus informasi
atau persuasi satu arah yang di buat untuk mempengaruhi seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Jadi
promosi merupakan usaha perusahaan untuk menciptakan kesadaran, memberi
tahukan membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian
terhadap produk yang di tawarkan perusahaan.
Menurut Kismono (2001: 374),
perusahaan perlu menetapkan tujuan promosi yang akan membantu tercapainya
tujuan perusahaan secara lebih luas. Program-program promosi dapat didasarkan
atas satu atau lebih tujuan berikut ini:
1.
Memberikan
informasi. Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberikan informasi
kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana konsumen dapat
membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen memerlukan
informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan pembeliannya.
2.
Meningkatkan
penjualan. Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara meningkatkan
penjualan. Perusahaan dapat merancanng promosi penjualan dengan memberikan
kupon belanja, sampel produk dan sebagainya. Untuk membujuk konsumen mencoba
produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan tambahan
keuntungan yang lain.
3.
Menstabilkan
penjualan. Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan kegiatan
promosi agar tingkat penjualan perusahaan tidak mengalami penurunan yang
berarti.
4.
Memposisikan
produk. Perusahaan perlu memposisikan produknya dengan menekankan keunggulan
produknya dibandingkan produk pesaing. Strategi promosi yang tepat, seperti
iklan, dapat membantu perusahaan.
5.
Membentuk
citra produk. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dapat membantu
image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat
menggunakan media iklan untuk membangun cirta produknya dimata konsumen
Adapun bauran promosi
menurut Plilip Kotler yang tercantum dalam buku karangan Drs. Djaslim Saladin
(2004 : 172) adalah sebagai berikut :
1. Periklanan
(Advertising) Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi
ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar.
2. Promosi Penjualan
(Sales Promotion) Promosi penjualan adalah variasi insentif jangka pendek untuk
merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
3. Hubungan
masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) Hubungan masyarakat
adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki,
mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk.
4. Penjualan
Persoanal (Personal Selling) Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian
lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial
dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
5. Pemasaran Langsung
(Direct Marketing) Komnikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon,
fax, e-mail, atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen
secara jelas.
3.
Komunikasi
Kerja
Menurut Forsdale (1981)
seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi, dia menerangkan dalam sebuah
kalimat bahwa “communication is the
process by which a system is established, maintained and altered by means of
shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu
proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa
sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan
ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian
balik.
4.
Metode
Penelitian
1.
Profile
Penelitian
Kehadiran BSM sejak tahun 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan
moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap
seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya mengambil tindakan
dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank
Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT
Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan
beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah
melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut
juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik
mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari
keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk
Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank
Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi
peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah
memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank
syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah
dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris:
Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi
bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK
Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil
dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan
nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara
idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.BSM
hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2.
Metode
Pengumpulan data
Dalam upaya memperoleh
data dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis mengumpulkan data dan
informasi dari berbagai sumber dengan metode penulisan dengan observasi.
Menurut Sudjana, Pengertian observasi adalah metode penelitian untuk
mengukur tindakan dan proses individu dalam sebuah peristiwa yang diamati.
5.
Analisis
Ekstrem
pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat,
organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak
seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk
tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral
dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia. Ekstrem kedua, adalah
pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa
organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti
standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta
mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya,
lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara
moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi
seperti mesin yang gagal bertindak secara moral. Karena itu, tindakan
perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral
dan tanggung jawab moral: individu manusia bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir
dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan
itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam
perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh
pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.
6.
Kesimpulan
dan Saran
Setelah
mengetahui betapa pentingnya peranan etika bisnis dalam suatu perusahaan, maka
penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan usaha
bisnisnya menerapkan suatu etika bisnis untuk mengurangi resiko kegagalan dan
bersaing dalam era globalisasi saat ini.
7.
Daftar
Pustaka
Swasta,
Busu, dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta,
1997.
Boyd, Happer W,
Walker, Orville C, dan Larreche, Jean-Claude, Manajemen Pemasaran:
Suatu pendekatan Strategi Dengan Orientasi Global, Alih Bahasa Iman Nurmawan,
Erlangga, 2000.
Kismono,
Gugup, Pengantar Bisnis, Edisi I, Cetakan I, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Madura,
Jeff, Pengantar Bisnis, Introduction to Business, Alih Bahasa Saroyini
W.R. Salib, Salemba Empat, Jakarta, 2001.